Mulai saat ini aku akan memenuhi kategori “event” dalam website pribadiku. Aku akan menceritakan kegiatan-kegiatan yang telah kuikuti dan layak untuk diceritakan. Mari dimulai dengan kegiatan terbaru, yaitu Workshop Mengomunikasikan Perubahan Iklim Lewat Blog. Kegiatan ini diorganisir oleh Climate Institute.
18 November 2017, aku mendapatkan informasi mengenai kegiatan ini melalui beranda Facebookku. Wah, kebetulan sekali sesuai dengan bidang yang sekarang kugeluti, yaitu lingkungan dan kepenulisan. “Omo omo omo,” hari ini merupakan deadline pendaftaran dan pengiriman berkas. Berkas yang dikirimkan hanyalah CV beserta link blog di badan email. Yup, hanya itu. Hanya berbekal CV dan link blog, bisa memperoleh fasilitas tiket pesawat garuda pulang-pergi. Apalah aku yang naik kereta karena berdomisili di Bandung. Fasilitas tersebut disediakan bagi peserta yang berdomisili di luar Jabodetabek dan Bandung.
Aku mengirimkan CVku ketika malam harinya, setelah aku edit “sedikit.” Dalam informasi di Facebook diberitahukan bahwa pengumumannya tanggal 19 November 2017. Aku tidak menyangka bahwa pengumuman itu benar adanya, aku sama sekali tidak memantau sosial media saat itu. Aku keasyikan bobok karena begadang sampai jam 06.00. Beruntungnya, ketika aku bangun pukul 12.30 aku mendapati seorang teman nge-mention aku. Ternyata aku lolos, dia memastikan nama yang tertera di pengumuman adalah namaku. Apalagi batas konfirmasinya hanya 2 jam setelah pengumuman itu direlease. Beruntung aku bangun dan dapat notif oleh kak Meita. Makasih kak Meita.
Ada dua sesi yang paling favorit menurutku dari worshop kali ini. Pertama, nonton film dokumenter tentang pemutihan terumbu karang. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku begitu antusias nonton film dokumenter. Aku tidak melewatkan satu detik pun dalam menonton, meskipun disambi dengan memotret sebagian momen yang indah. Bahkan ada salah satu peserta yang berpendapat bahwa film dokumenter ini layaknya drama korea, yang memiliki kisah dan plot yang sangat menarik. Aku setuju sekali dengannya. Bahkan di film dokumenter ini ada beberapa adegan melodrama yang menyayat hati para peserta.
Ada banyak ilmu baru yang kudapatkan dari film dokumenter ini, yaitu mengenai terumbu karang dan perubahan iklim. Terumbu karang merupakan makhluk hidup yang sangat sensitif akan perubahan suhu di lautan. Lautan memperoleh dampak secara langsung, karena 93% perubahan iklim diserap oleh lautan. Kenaikan suhu 2°C saja bisa menyebabkan terumbu karang rusak. Saat ini, begitu banyak terumbu karang di seluruh dunia mengalami kerusakan. Itulah bukti bahwa perubahan iklim merupakan fenomena yang nyata sedang terjadi dan membutuhkan penanganan serius untuk mengatasinya. Namun, masih banyak orang yang abai akan permasalahan ini.
Kedua, sesi yang dibawakan oleh IGG Maha Adi menjadi sesi favoritku. Dia merupakan jurnalis dari Koran Tempo, sekaligus Natgeo Indonesia. Dia berfokus kepada perubahan iklim. Berkat fokus dan dedikasinya terhadap fenomena tersebut, dia dihadiahi kunjungan ke berbagai Negara untuk mewakili Indonesia dalam forum-forum atau kegiatan perubahan iklim.
Dia memberikan banyak sekali wejangan pada peserta, salah satunya adalah pentingnya suatu jaringan (link). Dia memperoleh pekerjaan yang digelutinya sampai sekarang juga karena jaringan yang dia punya. Dia menekankan bahwa penting sekali memiliki jaringan sejak kuliah, disamping kewajiban akan akademik. Tentu saja jaringan yang dimiliki harus kenal baik dengan kita, bukan hubungan yang satu arah saja. Banyak sekali cara untuk memperoleh jaringan, salah satunya dengan aktif mengikuti kegiatan, baik itu kegiatan kepemudaan, kerelawan, workshop atau pun seminar. Intinya adalah ikutilah kegiatan yang sesuai dengan passionmu, dan bentuklah jaringan di dalamnya. Niscaya, jaringan tersebut akan berguna di kemudian hari.
Akan tetapi, masih banyak sekali mahasiswa yang tidak percaya akan fakta tersebut. Mereka tidak percaya dengan omongan belaka, sebelum mereka mengilhami kejadian itu sendiri. Pada akhirnya, mereka akan menyesal di kemudian hari karena mengabaikan kebenaran tersebut. Begitu pula dengan aku, aku termasuk kategori mahasiswa seperti itu. Tapi itu dulu, tidak sekarang. Aku menyadari betul bahwa pengalaman merupakan guru terbaik. Akan tetapi, aku tidak bisa mengandalkan pengalamanku saja karena umurku yang amat terbatas ini. Umurku yang amat terbatas ini tidak akan mampu merasakan semua pengalaman yang ingin kualami, maka tidak ada salahnya jika aku belajar dari pengalaman orang lain juga. Apalagi jika pengalaman tersebut sudah terbukti kepada banyak orang.
Itulah sebagian kecil cerita dari kegiatanku yang ingin kubagikan kepada kalian. Semoga bermanfaat. Tunggu cerita kegiatanku yang lain ya, yang pasti tidak akan kalah seru dari ini!
Writer : Bayu Rakhmatullah