Keluar dari zona nyaman!
Rasanya nasihat tersebut acap kali disampaikan ke banyak orang. “Manusia akan jauh lebih berkembang jika meninggalkan zona nyamannya.” Begitulah argumentasinya, sambil disandingkan dengan berlian yang ditempa dengan tekanan yang amat besar, bukan sebaliknya. Haruskah manusia disandingkan dengan berlian?

Koleksi pribadi @rakhmatullahbayu
Aku setuju dengan ungkapan bahwa manusia akan jauh lebih berkembang ketika meninggalkan zoman nyamannya. Ketika terlalu lama berada di zona nyaman, kebanyakan manusia cenderung terlena dan tidak ada motivasi untuk meningkatkan kualitas diri. Kuncinya ada di kata “terlalu lama” dan “cenderung”. Jadi tidak masalah bagi seseorang untuk berada di zona nyamannya, asalkan jangan terlalu lama. Sesekali keluar dari zona nyaman, untuk sekadar melihat dunia dengan persepsi yang berbeda. Kemudian, kembali lagi ke zona nyaman. Bukankah salah satu tujuan hidup ini untuk menemukan zona nyaman agar bisa ditinggali untuk sisa hidupnya?
Kebanyakan manusia memang cenderung tidak berkembang jika terlalu lama berada di zona nyaman. Mereka membutuhkan tekanan, sudut pandang, pengalaman dan segala yang baru agar bisa berkembang. Namun, jika dirimu tidak termasuk golongan kebanyakan, yang bisa berkembang bahkan ketika berada di zoman nyaman dalam kurun waktu yang lama, maka tidak perlu keluar dari zona nyaman. Bukankah zona nyaman terlalu berharga untuk ditinggalkan, bahkan untuk waktu yang sebentar?
Aku sendiri termasuk dalam golongan kebanyakan. Zona nyamanku harus diusik. Aku harus diberi tekanan tekanan agar mau berkembang dan meningkatkan kualitas diri. Bahkan ketika banyak tekanan datang, aku masih bisa merasa nyaman, saking terbiasanya aku keluar dari zona nyaman dan mendapatkan tekanan.

Koleksi pribadi @rakhmatullahbayu
Aku suka mencoba hal baru. Aku terus mencari dan menemukan zona nyaman baru. Percarianku terus berlanjut, tidak lain karena aku belum menemukan zona nyaman yang paling nyaman dalam hidupku. Salah satu tujuanku terus melakukan perjalanan—mengunjungi berbagai tempat baru—juga untuk menemukan tempat yang paling nyaman, yang nantinya bisa kutinggali selama sisa hidupku. Aku memanfaatkan masa muda dan masa quarter life crisis ku untuk terus meningkatkan kualitas diri serta menemukan zona yang paling nyaman bagiku. Ketika nantinya aku sudah berada di zona yang paling nyaman dalam hidupku, aku akan tersenyum menapak kilas perjuanganku menemukannya. Aku akan menikmati kenyamanan tersebut dengan sepenuh hati, seraya bersyukur telah menuntaskan salah satu misi dalam hidup ini.
Pilihan ada di tanganmu. Keluar dari zona nyaman atau tidak? Menjalani hidup penuh dengan tantangan atau kenyamanan? Terus meningkatkan kualitas diri atau sudah puas?
Selamat mencoba! Semoga pada akhirnya kamu menemukan zona paling nyamanmu. Live your life to the fullest!
Writer : Bayu Rakhmatullah