What have you done for yourself lately? What do you do for yourself? What’s treat for you?
Itu adalah cuplikan pertanyaan yang diajukan Song Hwa kepada Ik Jun di drama Hospital Playlist. Song Hwa menceritakan pada Ik Jun bahwa dia telah membeli suatu barang untuk hobinya. Tidak penting-penting amat sebenarnya, tapi ia bahagia ketika membeli barang tersebut.
Kemudian ia menanyakan pertanyaan tersebut ke Ik Jun. Ik Jun pun menjawab, “Makan seperti ini denganmu. Makan dan minum bersama denganmu adalah ‘hadiah’ untuk diriku sendiri.” Deg deg. Song Hwa salting dong. Siapa juga yang tidak salah tingkah jika ada seseorang yang mengatakan hal tersebut? Iya gak? Eh, kok jadi bahas ini? Wkwk
Kembali ke topik. Percakapan itu menginspirasiku untuk menulis tulisan ini. Coba sekarang kalian tanyakan pada diri sendiri. Belakangan, apa yang kalian lakukan untuk diri sendiri? Apa hadiah yang kalian berikan pada diri sendiri?
Bagus jika kalian bisa menyebutkan beberapa dengan mudah. Tapi, jika kalian kesulitan menemukan jawabannya, bahkan satu saja, maka kalian perlu menyiapkan hadiah .
Memberikan hadiah pada diri sendiri merupakan salah satu bentuk Self Love, mencintai diri sendiri. Kalian sudah bekerja keras dalam hidup ini. Kalian senantiasa berusaha untuk bertahan, walaupun hidup terus-terusan menguji. Kalian layak mendapatkan hadiah dari diri sendiri.
Sudah sewajarnya kita sebagai manusia ingin diapreasiasi atas pencapaian kita selama ini. Namun, perlu diketahui bahwa apresiasi datangnya bukan hanya dari orang lain, tapi bisa juga dari diri sendiri. Kebanyakan orang sering melupakan fakta ini, padahal apresiasi dari diri sendiri jauh lebih penting daripada apresiasi yang datang dari orang lain.

Sumber : Pixabay
Boros atau tidak
Terkadang ketika asyik menghadiahi diri sendiri, ada yang menyeletuk, “Kok boros amat sih hidupmu? Mending ditabung, bla bla bla.” Boros atau tidaknya yang menentukan adalah dirimu sendiri, bukan perkataan orang lain. Jika ada orang lain yang mengatakan bahwa kamu boros, tapi kamu merasa sebaliknya, jangan hiraukan pendapat tersebut! You know yourself better. Jangan biarkan standar orang lain menghalangimu untuk mengapresiasi diri sendiri!
Selain itu, menghadiahi diri sendiri tidak melulu membutuhkan biaya yang mahal. Misalnya, bangun siang ketika weekend, nonton film/serial di Netflix, beli makanan favorit, dkk. Bahkan jika hadiahnya memang membutuhkan biaya yang cukup mahal, kamu seharusnya tidak pelit pada diri sendiri. Jika bukan kamu sendiri, siapa yang lagi yang akan memberikan hadiah padamu? Toh, hasil kerja keras sepatutnya untuk dinikmati bukan?
Tidak Mudah
Perkara memberi hadiah untuk diri sendiri memang bukan hal yang mudah. Ada saja halangannya. Selain dari orang lain, ada juga halangan yang datang dari sendiri. Bisikan-bisikan hantu seperti :
“Pantas gak sih aku menerima hal ini (hadiah untuk diri sendiri)?”
Jelas pantas! Muncul perasaan ‘eman’ dan ragu-ragu menjadi satu. Perasaan ini bisa muncul sebelum, ketika, atau setelah memberikan hadiah pada diri sendiri. Biasanya perasaan seperti itu muncul ketika apresiasi tidak direncanakan terlebih dahulu, tiba-tiba, impulsif mengikuti perasaan saat itu. Oleh karena itu sebaiknya hadiah untuk diri sendiri memang direncakan terlebih dahulu, misal jika aku ini maka aku akan mendapatkan ini bla bla bla.

Sumber : Pixabay
“Jika aku berhasil mengerjakan projek ini dengan baik, maka aku akan liburan ke Bali.”
“Jika aku lulus tes CPNS, maka aku akan membeli hp baru.”
“Jika aku mendapatkan nilai A, maka aku boleh nonton film/serial seharian.”
“Jika aku berhasil menurunkan berat badan 5kg dalam sebulan, maka aku akan melakukan facial.
Dkk
Seperti halnya membuat janji pada diri sendiri. Alangkah lebih baiknya jika janji-janji itu ditulis di dalam catatan, sebagai daftar hadiah yang menantimu, yang bisa jadi malah memberikan motivasi untuk melakukan yang terbaik. Ketika kamu berhasil, tepati janji tersebut. Sekali lagi, jangan pelit terhadap diri sendiri!
Apalagi ketika masa pandemi seperti sekarang, apresiasi pada diri sendiri semakin dibutuhkan. Bertahan hingga sekarang dan tetap sehat merupakan pencapaian yang besar. Kamu berhak mendapatkan hadiah atas pencapaianmu. Keberhasilan memang sudah sepatutnya dirayakan.
Writer : Bayu Rakhmatullah