Depresi Bukanlah Hal Tabu

By | March 15, 2022

Sebab pandemi Covid-19, isu kesehatan mental ramai dibicarakan oleh media. Media arus utama, khususnya koran, terus membahas isu kesehatan mental ini agar masyarakat lebih aware, sadar. Media sosial juga mengambil peran agar isu ini lebih membumi di khalayak umum. Memang benar bahwa isu kesehatan mental sudah mulai banyak diangkat, tapi isu ini, terlebih mengenai depresi, masih menjadi tabu di masyarakat umum. Masyarakat masih enggan menjadikan isu kesehatan mental sebagai topik pembicaraan.

kesehatan mental

Sumber : Unsplash

Hal itu dikarenakan ada stigma buruk yang melekat di masyarakat mengenai depresi. Depresi masih dianggap sebagai aib, yang tidak patut untuk diceritakan. Depresi = gila. Depresi terjadi karena kurang iman. Dan masih banyak stigma buruk lainnya.

Orang-orang yang depresi menjadi enggan bercerita bahwa mereka sedang tidak baik-baik saja. Padahal, selain dari tenaga profesional, mereka juga membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat.

Sebagian masyarakat masih menganggap bahwa ignorance is bliss (ketidaktahuan—atau ketidakpedulian—adalah kebahagiaan). Masalah depresi tidak perlu dibahas. Semakin diungkit, akan semakin parah karena terus kepikiran. Anggap angin lalu saja. Bahkan orang yang depresi terkadang percaya akan anggapan tersebut, hingga kemudian ia menyangkal.

Padahal, semakin disadari bahwa diri ini mengalami gejala-gejala depresi, tidak disangkal melulu, akan semakin mudah ditangani nantinya oleh tenaga profesional. Sebaliknya, jika tidak ditangani lebih awal, depresi akan semakin parah.

Penerimaan menjadi langkah awal untuk mengatasi depresi. Kita harus mulai jujur pada diri sendiri. Jika memang tidak sedang baik-baik saja, akui hal tersebut. Depresi bukanlah hal yang tabu. Mulailah bercerita dengan orang-orang terdekat. Dukungan mereka amat berarti untuk langkah selanjutnya, jika memang masih tidak baik-baik saja. Konsultasikan kepada tenaga profesional mengenai depresi yang kamu alami. Ingat, depresi bukanlah hal yang tabu!

kesehatan mental

Sumber : Unsplash

“I don’t know how the world is today. But I guess it’s worse for mentally ill people. They would’ve said everyone suffers stress, and that it’s a problem of mental strength.” —Lost

Setiap orang bisa mengalami depresi, terlepas agama, kedudukan sosial, kaya atau miskin, bahkan tingkat kekuatan mental. Jadi tak elok rasanya hanya karena seseorang memiliki mental yang tidak cukup kuat, maka dia patut disalahkan karena mengalami depresi. Depresi bisa terjadi pada setiap orang.

Baca juga :   When I Was Young

Writer : Bayu Rakhmatullah

Mari Berdiskusi